Sabtu, 02 November 2013

Indahnya TMII Dari Segi Arsitektur Landskap

I.              Standar Desain Taman Kota
Taman kota bukan sekadar ruang geometris, tetapi juga ruang sosial. Kehidupan sosial inilah kiranya yang harus diwadahi di masa mendatang agar penghuni kota tidak kehilangan jati dirinya dan akhirnya terlepas dari akar kebudayaannya. Taman kota merupakan suatu kawasan ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan, lengkap dengan segala fasilitasnya untuk kebutuhan masyarakat kota sebagai tempat rekreasi — aktif maupun pasif. Di samping sebagai tempat rekreasi warga kota, sebagai paru-paru kota, juga sebagai pengendali iklim mikro, konservasi tanah dan air, serta merupakan habitat berbagai flora dan fauna terutama burung. Adapun Aspek-aspek yang perlu diperhatikan saat membuat suatu taman adalah :
·         Pohon Rindang
·         Tempat Pejalan kaki
·         Jogging Track
·         Tempat duduk yang nyaman
·         Area Bermain Anak
·         Tempat Parkir
·         Pos Penjagaan
·         Kamar Mandi
·         Pusat Informasi
·         Mobilisasi Taman
·         Kebersihan Taman
·         Penataan yang bagus
·         Padang Rumput yang Luas

Fungsi Hidrologi
Taman perkotaan yang merupakan lahan terbuka hijau, dapat berperan dalam membantu fungsi hidroorologi dalam hal penyerapan air dan mereduksi potensi banjir. Pepohonan melalui perakarannya yang dalam mampu meresapkan air ke dalam tanah, sehingga pasokan air dalam tanah (water saving) semakin meningkat dan jumlah aliran limpasan air juga berkurang yang akan mengurangi terjadinya banjir. Diperkirakan untuk setiap hektar ruang terbuka hijau, mampu menyimpan 900 m3 air tanah per tahun. Sehingga kekeringan sumur penduduk di musim kemarau dapat diatasi. Saat ini digalakkan pembuatan biopori untuk meningkatkan air hujan yang tersimpan dalam tanah dan untuk memperbaiki kesuburan tanah.

Fungsi Kesehatan
Taman yang penuh dengan pohon sebagai  paru-paru kota merupakan produsen oksigen yang belum tergantikan fungsinya. Peran pepohonan yang tidak dapat digantikan yang lain adalah berkaitan dengan penyediaan oksigen bagi kehidupan manusia. Setiap satu hektar ruang terbuka hijau diperkirakan mampu menghasilkan 0,6 ton oksigen guna dikonsumsi 1.500 penduduk perhari, membuat dapat bernafas dengan lega.

Fungsi Ekologis
Sebagai penjaga kualitas lingkungan kota. Bahkan rindangnya taman dengan banyak buah dan biji-bijian merupakan habitat yang baik bagi burung-burung untuk tinggal, sehingga dapat mengundang burung-burung untuk berkembang. Kicauan burung dipagi dan sore akan terdengar lagi. pentingnya tanaman dan hutan sebagai  paru-paru kota yang diharapkan dapat membantu menyaring dan menyerap polutan di udara.

Fungsi Tempat Wisata
Fungsi ini mempunyai nilai sosial, ekonomi, dan edukatif. Tersedianya lahan yang teduh sejuk dan nyaman, mendorong warga kota dapat memanfaatkan sebagai sarana  berjalan kaki setiap pagi, olah raga dan bermain, dalam lingkungan kota yang benar-benar asri, sejuk, dan segar sehingga dapat menghilangkan rasa capek. Taman kota yang rindang mampu mengurangi suhu lima sampai delapan derajat Celsius, sehingga terasa sejuk.

Fungsi Estetika
Dengan terpeliharanya dan tertatanya taman kota dengan baik akan meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan, sehingga akan memiliki nilai estetika. Taman kota yang indah, dapat juga digunakan warga setempat untuk memperoleh sarana rekreasi dan tempat anak-anak bermain dan belajar. Bahkan taman kota indah dapat mempunyai daya tarik dan nilai jual bagi pengunjung.

II.      Desain Taman Mini Indonesia Indah
Gagasan pembangunan suatu miniatur yang memuat kelengkapan Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Gagasan ini tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no. 8 Jakarta pada tanggal 13 Maret 1970. Melalui miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah air pada seluruh bangsa Indonesia.[2] Maka dimulailah suatu proyek yang disebut Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita.
TMII mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal 20 April 1975. Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia sampai pemanfaatan teknologi modern diperagakan di areal seluas 150 hektare. Aslinya topografi TMII agak berbukit, tetapi ini sesuai dengan keinginan perancangnya. Tim perancang memanfaatkan ketinggian tanah yang tidak rata ini untuk menciptakan bentang alam dan lansekap yang kaya, menggambarkan berbagai jenis lingkungan hidup di Indonesia.
Gambar 1 : Danau Kepulauan di Indonesia (kiri) dan Istana anak-anak Indonesia (kanan)

Kutipan pidato inilah yang menginspirasi ibu tin "Pembangunan hakekatnya adalah pembangunan manusia untuk kepentingan manusia. Sebab itu di samping pembangunan ekonomi, kita pun terus membangun segi lain dari kehidupan kita yaitu : Politik, Sosial, Budaya, Pendidikan, Mental, dan sebagainya".

Gambar 2 : Denah TMII


Anjungan Daerah
Gambar 3.Anjungan Sumatera Barat
Di Indonesia, hampir setiap suku bangsa memiliki bentuk dan corak bangunan yang berbeda, bahkan tidak jarang satu suku bangsa memiliki lebih dari satu jenis bangunan tradisional. Bangunan atau arsitektur tradisional yang mereka buat selalu dilatarbetakangi oleh kondisi lingkungan dan kebudayaan yang dimiliki. Di TMII, gambaran tersebut diwujudkan melalui Anjungan Daerah, yang mewakili suku-suku bangsa yang berada di 33 Provinsi Indonesia.
Sejak tahun 1975 hingga tahun 2000 rancangan asli TMII terdiri atas anjungan rumah adat dari 27 provinsi di Indonesia, termasuk Timor Timur. Akan tetapi setelahTimor Leste merdeka dan memisahkan diri dari Indonesia pada tahun 2002, status anjungan Timor Timur berubah menjadi Museum Timor Timur. Selain itu karena kini Indonesia terdiri atas 33 provinsi, anjungan-anjungan provinsi baru seperti Bangka Belitung, Banten, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Gorontalo, Kepulauan Riau, dan Papua Barat telah dibangun di sudut Timur Laut TMII, walaupun ukuran dan luas anjungan provinsi baru ini jauh lebih kecil dari anjungan provinsi yang telah dibangun sebelumnya.

Bangunan Keagamaan
Gambar 4. Gereja Kristen Haleluya
Bangunan keagamaan diwakili oleh beberapa rumah ibadah agama resmi yang diakui di Indonesia, hal ini untuk menggambarkan toleransi dan keselarasan hubungan antar agama di Indonesia. Bangunan-bangunan keagamaan antara lain Masjid Pangeran Diponegoro, Gereja Katolik Santa Catharina, Pura Penataran Agung Kertabhumi, Wihara Arya Dwipa Arama, Dll.

Sarana rekreasi
Gambar 5. Istana Anak-anak Indonesia
Ada beberapa tempat yang dapat menjadi tempat menyenangkan yakni Istana Anak-anak Indonesia, Kereta gantung, Perahu Angsa Arsipel Indonesia, Dll

Taman
Gambar 6. Kubah Taman Burung

Di TMII terdapat sepuluh macam taman yang menunjukkan keindahan flora dan fauna Indonesia adalah Taman Anggrek, Taman Apotek Hidup, Taman Kaktus, dll

Museum
Gambar 7. Museum berbentuk tumpeng
Museum yang ada diperuntukkan untuk memamerkan sejarah, budaya, flora dan fauna, serta teknologi di Indonesia. Terdapat 16 museum di TMII:
·         Museum Indonesia
·         Museum Purna Bhakti Pertiwi
·         Dll

Teater atau Bioskop
Teater IMAX Keong Emas yaitu teater dengan layar berukuran raksasa, jauh lebih besar daripada layar bioskop ukuran normal. Di Teater IMAX Keong Mas diputar berbagai film mulai dari film bertemakan lingkungan dan kebudayaan nusantara sampai film-film box office yang resolusinya diubah menjadi khusus untuk teater IMAX. Film IMAX yang diputar antara lain Indonesia Indah II, Force of Nature, T-Rex, Blue Planet, Arabia, Journey to Mecca, dll.

III. Kondisi Lingkungan Sekitar
          Sebagai kota yang menjadi tujuan wisata, aktivitas perekonomian di sekitar kawasan TMII juga meningkat.. Di bagian depan masjid at-tin, berkembang aktivitas perekonomian masyarakat, yaitu berupa pedagang makanan kaki lima. Penataan pedagang-pedagang di sekitar semakin tahun makin tidak tertata karena kurangnya ketegasan dari pihak terkait.
 Gambar 8. Kondisi Perekonomian sekitar TMII

IV. Aktivitas Pengunjung
Taman Mini yang biasanya sepi di hari biasa, hari ini dikunjungi ribuan warga dalam dan luar kota. Bahkan warga asing pun tampak asik berekreasi di tempat rekreasi yang identik sebagai taman nasional Indonesia. Tak hanya mengelilingi anjungan, pengunjung melakukan aneka aktivitas untuk menikmati libur di area ini. Ada pengunjung yang memilih berpiknik di atas tikar bersama keluarga, mengeliling Taman Mini dengan sepeda gandeng dan tandem yang bisa dinaiki dua, tiga, atau empat orang, menaiki kereta gantung, atau bersepeda air di danau. 

Beberapa anak kecil juga tampak asyik menggenjot becak mini di belakang Istana Anak-Anak. Di beberapa titik tampak para fotografer asyik mengabadikan berbagai momen.  Berdasarkan pengamatan Tempo, titik paling ramai adalah Plasa Tugu Api Pancasila, Snow Bay, anjungan Sumatera Barat dan Jawa Barat, panggung kreasi dan danau miniatur Indonesia. Sedangkan berbagai museum terlihat sepi dari pengunjung. Untuk mengelilingi area yang cukup luas, pihak pengelola menyediakan mobil keliling. Pengunjung pun bisa menyewa sepeda motor listrik seharga Rp 25.000 atau sepeda tandem dan gandeng.


 Gambar 9. Saat saya dan teman-teman berkunjung di TMII
  


DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia.2013. tmii. http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Mini_Indonesia_IndahDiakses pada tanggal 26 Oktober 2013
Kristanti, A. 2010. Aktifitas Sekitar TMII .http://www.tempo.co/read/news/2010/11/17/057292406/Pengunjung-Taman-Mini-Membludak . Diakses pada tanggal 26 Oktober 2013